Senin, 09 Mei 2011
Nikmati Makanan Khas Jawa Barat di Dapur Sunda
Berbagai olahan masakan khas Sunda memang selalu hadir dengan varian yang menarik dan cita rasa yang luar biasa. Tak heran bila makanan ini kerap menjadi makanan favorit para pecinta kuliner.
Makanan Khas Sunda
Mang Kabayan, Masakan Khas Sunda
Teman – teman sekalian, rumah makan yang satu ini menyajikan masakan khas Sunda. Bagaimana rasany? silahkan simak sajian yang di tuliskan oleh Ariana. Thanks Ar, PluxKelezatan masakan Sunda yang nikmat dan suasana yang menyenangkan membuatku kembali mengunjungi rumah makan ini. Sesuai dengan namanya Mang Kabayan dan mottonya “Khas Makanannya, Khas Suasananya”, rumah makan ini menampilkan suasana khas Sunda, di mana bangunannya menggunakan bambu dan bilik, pengunjung dapat memilih tempat duduk lesehan atau tempat duduk biasa, kita pun serasa menikmati masakan Sunda dengan suasana pedesaan yang asri.
Ketika dalam perjalanan menuju daerah Cibubur, kelezatan gurame goreng, tahu isi sambal dadak dan nasi timbel yang hangat nan pulen sudah terbayang di pelupuk mata, aku tak sabar rasanya untuk segera mencicipi masakan Sunda, meskipun lokasinya terbilang agak jauh dari rumahku.
Nama Mang Kabayan mengingatkanku pada tokoh lugu jenaka dari cerita rakyat Jawa Barat, seorang pria dengan selempang sarung berwarna kotak-kotak merah dengan peci, yang menjadi simbol dari rumah makan ini, yang menariknya kita dapat menemui tokoh legendaris ini di rumah makan. Mang Kabayan dengan ramah menyambut kedatangan para pengunjung rumah makan, sambil memberi salam Wilujeung Sumping.
Gurame goreng menjadi salah satu makanan yang paling favorit di rumah makan ini, hmmm kriuk… kriuk… nikmat, apalagi dicocol dengan sambal dadak yang baru diulek ketika dipesan, tingkat kepedasannya lumayan pedas, menggunakan beberapa cabai rawit hijau, jika kurang menyukai pedas, dapat memberitahu pada saat memesan sambal dadak ini, disesuaikan dengan selera kita.
Seporsi tahu isi yang menggiurkan, dengan adonan tepung yang renyah dan gurih di bagian luarnya, dan berisi udang dan aneka sayuran, hmm… nikmat.
Seorang teman yang menyukai ayam goreng memesan nasi timbel komplit, berisi ayam goreng, sepotong ikan asin, perkedel mungil, tahu, tempe. Melihat teman yang begitu lahap menikmati ayam goreng, dengan tak sungkan-sungkan, aku pun meminta secuil potong ayam gorengnya, ternyata rasanya memang mantap, bumbunya menyerap dan dagingnya terasa empuk, apalagi dicocol dengan sambal dadak.
Rasanya ada yang kurang, jika kita menikmati masakan Sunda, tanpa menikmati sayur asem yang segar, berisi jagung, pepaya muda, nangka, melinjo dan kacang tanah, hmm… kesegaran sayur asem yang khas.
Berhubung sudah lama aku tidak mencicipi pete bakar, ketika melihat pete bakar di daftar menu, aku pun langsung memesannya. Petenya terasa pulen dan garing, apalagi ketika pete bakar dicocol dengan sambal dadak atau sambal mangga, rasanya memang nikmat sekali. Sambal mangganya, lumayan pedas dengan sedikit rasa kecut khas buah mangga.
Ketika melirik meja sebelah yang memesan aneka masakan saos-saosan yaitu gurame saos Padang, gurame asam manis, udang saos tiram, udang goreng tepung dan aneka cumi serta karedok yang segar. Wah.. masakan ini wajib dicoba pada kunjungan berikutnya.
Menikmati masakan Sunda yang nikmat, rasanya kurang lengkap jika tidak minum es Dawegan, yaitu es kelapa muda yang disajikan dengan batok kelapa, kesegaran air kelapa muda terasa di tenggorokan, tersedia pula minuman lainnya seperti es cendol, es campur, kelapa kopyor dan aneka juice buah.
Suasana rumah makan Mang Kabayan pada malam itu cukup padat, hampir semua bangku telah terisi, disarankan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu terutama bagi ingin menikmati suasana makan malam dengan lesehan.
Silakan dinikmati aneka masakan Sunda yang nikmat.
Mang Kabayan, Jl. Raya Alternatif Cibubur Km 1, Cibubur, Jakarta Timur
Phone (021) 84599424
Salam maniez,
Ariana
Khas Asakan Sunda
Khas Asakan Sunda
MASAKAN atau Asakan khas Sunda zaman dulu ternyata memiliki rasa pedas yang dominan. Sebab hampir di setiap masakan sayur maupun daging olahan, para orang tua zaman dulu selalu menggunakan cabai sebagai bumbu. Kalau pun tidak memakai bumbu pedas, pastilah ada sambal yang dihidangkan bersama lalaban segar. Dalam khazanah kuliner Parahyangan sendiri, sambal bisa mencapai puluhan jenis. Sambal dadakan di antaranya sambal combrang, sambal tarasi, sambal cibiuk, sambal bajak, sambal kacang, dan sambal hejo. Banyak juga asakan Sunda jaman dulu yang memakai cabai sebagai bumbu. Seperti sambal goreng ati kentang, sambal goreng kentang mustofa, ase cabe hejo, rendang jengkol, oblo-oblo tempe peuteuy cabe hejo, kadedemes atau oseng kulit sampeu, dan lainnya. Pada talkshow Makanan Tradisional Buhun Sunda Peninggalan Nenek Moyang, di Bale Parahyangan Hotel Panghegar, Jumat (11/9) sore, Chef Cook Rohendi mengungkap ada banyak jenis cabai yang dipakai untuk membuat sambal maupun bumbu masakan. "Ada cabai hijau, cabai merah, cabai rawit atau cengek hejo, cengek beureum, cabai gendot, paprika, dan sebagainya. Mereka sengaja menanam berbagai jenis cabai maupun sayuran di halaman rumah atau kebun masing-masing. Tentu semua sehat karena tanpa diberi pupuk kimia dan zat pengawet," jelas juru masak peraih predikat Super Chef dari sebuah televisi swasta ini. Dalam acara yang dihadiri tokoh masyarakat Sunda, pengamat kuliner tradisional, pengurus asosiasi perhotelan, serta aktivis Bandung Heritage, Chef Rohendi menyampaikan satu pertanyaan sederhana. Mengapa para orangtua jaman dulu senang membuat dan mengonsumsi masakan pedas? "Sampai sekarang memang belum ada jawaban pasti. Penasaran, saya tanya-tanya ke para orangtua di kota besar sampai ke pelosok kampung di Jawa Barat. Kemungkinan berbagai masakan pedas itu sengaja dibuat sebagai penghangat tubuh di tengah iklim yang sejuk," ungkap Rohendi. Ciri khas lain asakan Sunda yaitu kreatif memanfaatkan bahan dasar yang bagi kebanyakan orang dianggap tidak bermanfaat. Misalnya tumis genjer yang bahan dasarnya diambil dari tanaman gulma di sela tanaman padi, sayur kadedemes atau kulit singkong yang seringkali dianggap beracun, goreng impun garing yang terbuat dari ikan-ikan kecil yang hidup liar di sungai, atau tutut, hama keong yang hidup di sawah. "Di masakan cumi hideung, warna hitamnya berasal dari tinta cumi yang sengaja tidak dibuang. Juga sambal goreng ati sapi atau asakan berbahan jeroan sapi dan ayam. Di beberapa negara bahan-bahan itu tidak diolah jadi makanan karena kadar kolesterolnya tinggi," jelas Rohendi. GM Hotel Panghegar, Hilwan Saleh, menyampaikan berbagai ciri khas asakan Sunda merupakan wujud kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Malah seharusnya dilindungi dan diperlakukan sebagaimana benda cagar budaya. "Bila dikaitkan dengan industri pariwisata, eksplorasi apapun terkait masakan tradisional Sunda berpotensi besar jadi obyek wisata. Sebab masyarakat pariwisata internasional menganggap, makan bukan lagi sekadar mengisi perut. Merekapun mencari sensasi baru dengan menikmati makanan khas di suatu daerah," ujar Hilwan. (ricky reynald yulman) Setara Masakan Internasional MASYARAKAT Sunda selayaknya merasa bangga terhadap kekayaan kuliner tradisional yang dimiliki. Bila didata serius boleh jadi ada ratusan jenis menu makanan dan minuman tradisional khas Sunda. Ragam jenis masakan khas Sunda bahkan bisa mengalahkan kekayaan kuliner suatu negara di belahan dunia lain. Secara umum ada makanan pembuka seperti Soto Bandung. Ada juga makanan utama pendamping nasi seperti hayam bakakak, cumi hideung, sambel goreng ati kentang, semur jengkol, ulukutek leunca, ase cabe hejo, oblo-oblo tempe peteuy cabe hejo, kasreng hejo kacang hejo, dan lainnya. Makanan khas Sunda lain yang memiliki rasa manis (amis-amis) biasanya dikelompokkan sebagai makanan penutup. Di antaranya putri noong, kelepon, cocorot, gurandil, awug, katimus, misro, dan sebagainya. Ada juga minuman khas seperti es goyobod atau es cingcau. Satu kelompok makanan Sunda lagi biasa diistilahkan sebagai hahampangan atau makanan ringan. Di antaranya keremes, opak, kolontong, borondong, kalua jeruk, kerupuk melarat, semprong, dan lain sebagainya. Pemerhati kuliner tradisional Sunda, Ny Euis Ruhyiat menyampaikan upaya melestarikan masakan Sunda bisa dimulai dengan mengenalkan kepada generasi muda. "Sering-seringlah menghidangkan masakan tradisional Sunda di rumah. Atau ajak seluruh anggota keluarga menikmati masakan Sunda bersama di rumah makan Sunda," ujar putri keenam HR Ruhiyat, pendiri Hotel Pangehar ini. (ricky reynald yulman) Beberapa Makanan Khas Sunda 1. Hayam Bakakak Seekor ayam yang dibakar di atas suluh, setelah dibersihkan dan diberi bumbu khusus. Biasanya juru masak memakai sebilah bambu buat menjepit badan ayam supaya mudah dibolak-balik selama proses pembakaran. Biasanya dihidangkan pada acara pernikahan. 2. Cumi Hideung Cumi yang dimasak selama 2-3 jam bersama tinta dan bumbu-bumbu khusus. Dihidangkan sebagai teman nasi (rencang sangu). 3. Sambal Goreng Ati Kentang Sering dianggap sebagai makanan mewah yang hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu. Seperti saat lebaran, resepsi pernikahan, khitanan, dan sebagainya. 4 . Sambal Goreng Kentang Mustofa Bahan dasar berupa kentang yang dirajang halus seperti batang korek api. Kemudian diaduk bersama sambal merah. Belum ada keterangan pasti tentang pencantuman kata Mustofa yang terdengar seperti nama orang Arab. Diperkirakan Mustofa adalah nama orang yang mempopulerkan menu ini. 5. Kadedemes atau Oseng Kulit Sampeu Kulit singkong direbus buat menghilangkan getah. Kemudian ditumis lagi bersama bumbu-bumbu serta ditaburi cabe rawit hijau. Setelah masak bentuknya hampir mirip gudeg nangka. 6. Kerupuk Melarat Dibuat dari tepung aci (tapioka) kemudian dimasak hanya menggunakan pasir panas. 7. Putri No'ong Berbahan adonan singkong parut yang dipipihkan, diisi pisang lalu digulung. Campuran itu dikukus dan dihidangkan dengan taburan parutan kelapa. 8. Gurandil Termasuk makanan penutup yang terbuat dari adonan tepung beras, ketan hitam, dan aci. Biasa disajikan dengan taburan kelapa parut, gula putih, atau gula aren. (ricky) Sumber : Tribun Jabar |
Langganan:
Postingan (Atom)